Sunday, October 26, 2014

Konfigurasi Dynamic Routing RIP Pada Packet Tracer | SMKN Rajapolah

Halo selamat pagi, sore, siang, malam semuanya :)
Kali ini saya dan rekan-rekan (kelompok 6) akan membahas bagaimana cara Konfigurasi Dynamic Routing RIP dengan menggunakan Aplikasi Packet Tracer. 
Oke langsung saja, sebelum membahas bagaimana cara melakukan konfigurasi nya ada baiknya memahami dulu apa sih itu Routing? oke cekidot gays hehe


Konfigurasi Dynamic Routing RIP pada Packet Tracer

A.    Landasan Teori
Sebagian besar algoritma routing dapat diklasifikasikan menjadi satu dari dua kategori berikut :
1.      Distance vektor
2.      Link-stage
Routing distance vector bertujuan untuk menentukan arah atau vector dan jarak ke link-link lain dalam suatu internetwork. Sedangkan link-state bertujuan untuk menciptakan kembalii topologi yang benar pada suatu internetwork.




Algoritma routing distance vektor secara periodik menyalin table routeing dari router ke router. Perubahan table routing ini di-update antar router yang saling berhubungan pada saat terjadi perubahan topologi. Algoritma distance vector juga disebut dengan algoritma Bellman Ford.
Setiap router menerima table routing dari router tetangga yang terhubung langsung.
Pada gambar dibawah ini digambarkan konsep kerja dari distance vector.

Gambar 2 Konsep Distance Vector


Router B menerima informasi dari Router A. Router B menambahkan nomor distance vektor, seperti jumlah hop. Jumlah ini menambahkan distance vector. Router B melewatkan table routing baru ini ke router-router tetangganya yang lain, yaitu Router C. Proses ini akan terus berlangsung untuk semua router.
Algoritma ini mengakumulasi jarak jaringan sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki database informasi mengenai topologi jaringan. Bagaimanapun, algoritma distance vector tidak mengijinkan router untuk mengetahui secara pasti topologi internetwork karena hanya melihat router-router tetangganya.
Setiap router yang menggunakan distance vector pertama kali mengidentifikasi router-router tetangganya. Interface yang terhubung langsung ke router tetangganya mempunyai distance 0. Router yang menerapkan distance vector dapat menentukan jalur terbaik untuk menuju ke jaringan tujuan berdasarkan informasi yang diterima dari tetangganya. Router A mempelajari jaringan lain berdasarkan informasi yang diterima dari router B. Masing-masing router lain menambahkan dalam table routingnya yang mempunyai akumulasi distance vector untuk melihat sejauh mana jaringan yang akan dituju. Seperti yang dijelaskan oleh gambar berikut ini.


Gambar 3 Jaringan Distance Vector yang Konvergen
Update table routing terjadi ketika terjadi perubahan topologi jaringan. Sama dengan proses discovery, proses update perubahan topologi step-by-step dari router ke router.
a.      Dynamic Routing
Dynamic Routing (Router Dinamis) adalah sebuah router yang memiliki dan membuat tabel routing secara otomatis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan juga dengan saling berhubungan antara router lainnya. Protokol routing mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan saling memberikan informasi satu dengan yang lain dan saling memberikan informasi routing yang dapat mengubah isi forwarding table, tergantung keadaan jaringannya. Dengan cara ini, router-router mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan data ke arah yang benar. Dengan kata lain, routing dinamik adalah proses pengisian data routing di table routing secara otomatis.
Dynamic router mempelajari sendiri Rute yang terbaik yang akan ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya. Administrator tidak menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic routing berubah, sesuai dengan pelajaran yangdidapatkanolehrouter.
Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama maka perlu digunakan dynamic routing. Sebuah  dynamic routing dibangun berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh protokol routing. Protokol ini didesain untuk mendistribusikan informasi yang secara dinamis mengikuti perubahan kondisi jaringan. Protokol routing mengatasi situasi routing yang kompleks secara cepat dan akurat. Protokol routng didesain tidak hanya untuk mengubah ke rute  backup  bila rute utama tidak berhasil, namun juga didesain untuk menentukan rute mana yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.
Pengisian dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara manual oleh admin. Router saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan dan menerima tabel routing. Pemeliharaan jalur dilakukan berdasarkan pada jarak terpendek antara device pengirim dan device tujuan.

Macam-Macam dari Routing Dinamis (Dynamic Router) adalah
  • RIP (Routing Information Protocol)
  • IGRP (Internal Gateway Routing Protokol)
  • OSPF (Open Shortest Path First)
  • EIGRP (Enhanced Internal Gateway Routing Protokol)
  • BGP (Border Gateway Protokol)
Berikut ini tabel perbedaan yang spesifik untuk kedua jenis routing:

Routing Statik
Routing Dinamik
Berfungsi pada protocol IP
Berfungsi pada inter-routing protocol
Router tidak dapat membagi informasi routing
Router membagi informasi routing secara otomatis
Routing table dibuat dan dihapus secara manual
Routing table dibuat dan dihapus secara otomatis
Tidak menggunakan routig protocol
Terdapat routing protocol, seperti RIP atau OSPF
Microsoft mendukung multihomed system seperti router
Microsoft mendukung RIP untuk IP dan IPX/SPX

Untuk mengetahui tabel routing di masing-masing router dapat digunakan perintah show ip route. Seperti contoh konfigurasi di bawah ini :

 

Gambar 4 Konfigurasi Jaringan

Setting kabel serial interface
Tentukan dahulu yang mana DTE dan DCE atau bisa di cek dengan perintah (dalam hal ini pada RI)
Router# show controllers serial 0/1/0
.....
V.35 DCE Cable
.....
Setelah itu setting IP address dan berikan clock rate hanya pada DCE cable yang akan memberikan clocking sinyal.
Router# configure terminal
Router(config)# interface serial 0/1/0
Router(Config-if)# ip address 192.168.2.1 255.255.255.0
Router(Config-if)# clock rate 64000
Router(Config-if)# no shutdown

Setting Router RIP
Untuk setting pada konfigurasi berbasis routing RIP, maka yang dimasukkan hanya jaringan yang terhubung langsung, misal pada RI, yang dimasukkan adalah jaringan 192.168.1.0/24 dan 192.168.2.0/24

Konfigurasi pada RI
Router# configure terminal
Router(Config)# router rip
Router(Config-router)# network 192.168.1.0
Router(Config-router)# network 192.168.2.0
Router(Config-router)# exit
Untuk mengecek konfigurasi yang telah dibuat, dan menguji apakah semua router sudah dalam keadaan konvergen, maka dapat dicek sebagai berikut :
Keterangan :
R : menggunakan routing protokol RIP.
Untuk menuju ke jaringan 192.168.4.0/24 dapat melalui gateway 192.168.2.2 dengan jumlah hop 1 (dari 120/1)
Untuk menuju ke jaringan 192.168.6.0/24 dapat melalui gateway 192.168.2.2 dengan jumlah hop 2 (dari 120/2)
B.     Peralatan dan Bahan
Pada Packet Tracer
4 buah Router
1.      4 buah Switch
2.      4 buah PC
3.      8 kabel Straight
4.      4 Kabel Serial DCE

C.    Topologi

D.    Langkah Kerja
Langkah Konfigurasi :
1.      Buka aplikasi Cisco Packet Tracer
2.      Pilih Router, drag 4 buah Router (1841)
3.      Pilih Switch, drag 4 buah Switch (generic)
4.      Pilih end device, lalu pilih jenis komputer generic, drag 1 buah PC pada tiap Switch
5.      Pilih Connection, klik kabel straight lalu pasangkan pada Switch – PC
6.      Pilih Connection, klik kabel Serial lalu pasangkan pada Router – Router
7.      Klik pada Router, matikan router (off) kemudian klik WIC-2T, drag port nya pada tempat yang tersedia, dan nyalakan kembali router (on). Lakukan pada setiap router
8.      Setelah semua hardware terhubung, lalu isi pada :
PC 0 à Ip Address 192.168.1.2/24
             Gateway 192.168.1.1
PC 1 à Ip Address 192.168.3.2/24
             Gateway 192.168.3.1
PC 2 à Ip Address 192.168.4.2/24
             Gateway 192.168.4.1
PC 3 à 192.168.2.2/24
             Gateway 192.168.2.1
Setelah itu, pada Router setting IP address dan berikan clock rate hanya pada DCE cable yang akan memberikan clocking-sinnyal
R0 à Klik Router 0, pilih CLI
           Ketik no
           Router > n
           Router# Conf t
           Router(config)# int se0/0/0
           Router(config-if)# ip address 13.13.13.2 netmask 255.255.255.0
           Router(config-if)# no shut
           Router(config-if)#exit
           Router(config)# int se0/0/1
           Router(config-if)# ip address 34.34.34.1 netmask 255.255.255.0
           Router(config-if)# clock rate 64000
           Router(config-if)# no shut
           Router(config-if)#exit
R1 àKlik Router 1, pilih CLI
           Ketik no
           Router > n
           Router# Conf t
           Router(config)# int se0/0/0
           Router(config-if)# ip address 13.13.13.1 netmask 255.255.255.0
           Router(config-if)# no shut
           Router(config-if)#exit
           Router(config)# int se0/0/1
           Router(config-if)# ip address 12.12.12.1 netmask 255.255.255.0
           Router(config-if)#clock rate 64000
           Router(config-if)# no shut
           Router(config-if)#exit
R2 à Klik Router 2, pilih CLI
           Ketik no
           Router > n
           Router# Conf t
           Router(config)# int se0/0/0
           Router(config-if)# ip address 24.24.24.1 netmask 255.255.255.0
           Router(config-if)#clock rate 64000
           Router(config-if)# no shut
           Router(config-if)#exit
           Router(config)# int se0/0/1
           Router(config-if)# ip address 12.12.12.2 netmask 255.255.255.0
           Router(config-if)# no shut
           Router(config-if)#exit
R3 à Klik Router 3, pilih CLI
           Ketik no
           Router > n
           Router# Conf t
           Router(config)# int se0/0/0
           Router(config-if)# ip address 24.24.24.2 netmask 255.255.255.0
           Router(config-if)# no shut
           Router(config-if)#exit
           Router(config)# int se0/0/1
           Router(config-if)# ip address 34.34.34.2 netmask 255.255.255.0
           Router(config-if)# no shut
           Router(config-if)#exit
Setelah semua terhubung (ditandai dengan kabel yang berwarna hijau menyala), lalu lakukan routing pada setiap router dengan Dynamic Routing.
R0 à Router > n
           Router# Conf t
           Router(config)# router rip
           Router(config-router)# network 192.168.3.0
           Router(config-router)# network 34.34.34.1
           Router(config-router)# network 13.13.13.2
R1 à Router > n
           Router# Conf t
           Router(config)# router rip
           Router(config-router)# network 192.168.1.0
           Router(config-router)# network 12.12.12.1
           Router(config-router)# network 13. 13.13.1
R2 à Router > n
           Router# Conf t
           Router(config)# router rip
           Router(config-router)# network 192.168.3.0
           Router(config-router)# network 12.12.12.2
           Router(config-router)# network 24.24.24.1
R3 à Router > n
           Router# Conf t
           Router(config)# router rip
           Router(config-router)# network 192.168.4.0
           Router(config-router)# network 24.24.24.2
           Router(config-router)# network 34.34.34.2

Langkah Analisa
v  Proses ping

Packet Tracer PC Command Line 1.0
PC>ping 192.168.1.1

Pinging 192.168.1.1 with 32 bytes of data:

Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time=62ms TTL=255
Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time=63ms TTL=255
Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time=62ms TTL=255
Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time=62ms TTL=255

Ping statistics for 192.168.1.1:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 62ms, Maximum = 63ms, Average = 62ms

PC>ping 192.168.2.2

Pinging 192.168.2.2 with 32 bytes of data:

Reply from 192.168.2.2: bytes=32 time=156ms TTL=126
Reply from 192.168.2.2: bytes=32 time=156ms TTL=126
Reply from 192.168.2.2: bytes=32 time=156ms TTL=126
Reply from 192.168.2.2: bytes=32 time=127ms TTL=126

Ping statistics for 192.168.2.2:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 127ms, Maximum = 156ms, Average = 148ms

PC>ping 192.168.3.2

Pinging 192.168.3.2 with 32 bytes of data:

Reply from 192.168.3.2: bytes=32 time=156ms TTL=126
Reply from 192.168.3.2: bytes=32 time=95ms TTL=126
Reply from 192.168.3.2: bytes=32 time=49ms TTL=126
Reply from 192.168.3.2: bytes=32 time=125ms TTL=126

Ping statistics for 192.168.3.2:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 49ms, Maximum = 156ms, Average = 106ms

PC>ping 192.168.4.2

Pinging 192.168.4.2 with 32 bytes of data:

Reply from 192.168.4.2: bytes=32 time=171ms TTL=125
Reply from 192.168.4.2: bytes=32 time=187ms TTL=125
Reply from 192.168.4.2: bytes=32 time=188ms TTL=125
Reply from 192.168.4.2: bytes=32 time=187ms TTL=125

Ping statistics for 192.168.4.2:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 171ms, Maximum = 188ms, Average = 183ms

v  Melihat ip route

Router>en
Router#show ip route
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
       D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
       N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
       E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP
       i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area
       * - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
       P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

     12.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C       12.12.12.0 is directly connected, Serial2/0
     13.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C       13.13.13.0 is directly connected, Serial3/0
R    24.0.0.0/8 [120/1] via 12.12.12.2, 00:00:11, Serial2/0
R    34.0.0.0/8 [120/1] via 13.13.13.2, 00:00:04, Serial3/0
C    192.168.1.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
R    192.168.2.0/24 [120/1] via 12.12.12.2, 00:00:11, Serial2/0
R    192.168.3.0/24 [120/1] via 13.13.13.2, 00:00:04, Serial3/0
R    192.168.4.0/24 [120/2] via 12.12.12.2, 00:00:11, Serial2/0
                    [120/2] via 13.13.13.2, 00:00:04, Serial3/0


v  Melihat ip interface brief

Router#show ip int brief
Interface              IP-Address      OK? Method Status                Protocol

FastEthernet0/0        192.168.1.1     YES manual up                    up

FastEthernet1/0        unassigned      YES unset  administratively down down

Serial2/0              12.12.12.1      YES manual up                    up

Serial3/0              13.13.13.1      YES manual up                    up

FastEthernet4/0        unassigned      YES unset  administratively down down

FastEthernet5/0        unassigned      YES unset  administratively down down
Router#

E.     Kesimpulan

RIP merupakan routing protokol dengan algoritma distance vector, yang menghitung jumlah hop (count hop) sebagai routing metric. Jumlah maksimum dari hop yang diperbolehkan adalah 15 hop. Tiap RIP router saling tukar informasi routing tiap 30 detik, melalui UDP port 520.

No comments:

Post a Comment